Sabtu, 17 Oktober 2015

Misteri Malam Petak Umpet


   Bintang-bintang indah menghiasi malam ini, dengan di iringi sinar rembulan yang melengkapi indahnya malam. Aku bergegas untuk pergi bermain petak umpet dengan teman-temanku. Letaknya agak jauh dari rumahku dan sangat sunyi. Jadi itu tempat yang cocok untuk bermain petak umpet.
            Setelah semuanya berkumpul, kami langsung mulai bermain. Yang jaga bersandar di pohon dan yang lainnya pergi ngumpet. “Untung aku gak jaga duluan” pikirku saat aku menang suit dengan temanku. Aku sih memang tidak jaga, tapi aku tertangkap terus ketika bersembunyi. Untung mbah Bejo bersamaku, jadinya meskipun aku tertangkap terus tapi aku tak pernah jaga hehehehe.
            Di waktu tertentu, aku merasa sangat bosan karena aku tertangkap pertama. “Huh kesal” seruku. Karena bosan, aku memutuskan untuk berkeliling sekitar lokasi tempat bermain tadi. Di tengah semak-semak, aku melihat sesosok tangan melambai di semak itu. “Pasti ada yang ngumpet di semak-semak itu” pikirku. Aku melihat di sekitarku, “wah mumpung yang jaga tidak ada, aku lihat aja yang sembunyi di sana” ucapku dalam hati.
            Aku memutuskun untuk melihat ke semak-semak. Aku telusuri semak-semak itu, tetapi tidak ada satu pun temanku di situ. “Git, ngapain di situ, sudah tertangkap semua nih” teriak temanku yang bernama Reza. Aku pun menjauh dari semak-semak untuk mendekatinya. Aku sangat heran dan sangat penasaran. “Hei, tadi ada yang ngumpet di semak-semak apa tidak” tanyaku kepada teman-temanku. “tidak ada tuh, di situ kan banyak ulat bulunya” jawab temanku yang bernama dicky “memang ada apa Git?” Tanya Dicky. “Oh, tidak ada apa-apa kok” jawabku. “Mungkin tadi Cuma halusinasiku” ucapku dalam hati.
            Sudah banyak pergantian penjaga telah terjadi, tetapi aku tidak pernah jaga. Sebagian temanku sudah pada pulang, yang tersisa tinggal lima orang. “Ya sudah ini yang terakhir ya, ayo suit lagi” kata temanku yang bernama Romi. Aduh sialan, di giliran yang terakhir aku malah jadi yang jaga. Aku pun mulai berhitung sampai sepuluh, dan mereka pun sudah bersembunyi di tempatnya masing-masing.
            Ku telusuri semua tempat, dan satu per satu teman-temanku telah tertangkap. Sekarang tinggal si Romi saja yang belum tertangkap. Langkahku tertuju pada sebuah pohon mangga yang biasa di jadikan tempat ngumpet. “Ada orangnya tidak ini?” ucapku di bawah pohon. Tiba-tiba terdengar suara erangan dari atas pohon “Grrrrrrr”. “Itu pasti Romi, turun lo” bentakku yang mengira ada Romi di atas pohon.
            Tidak ada reaksi apapun dari atas pohon “cepat turun, kalau tidak aku timpukin lho” bentakku memaksa. Tetap tidak ada jawaban, jadi aku mengimbil kerikil-kerikil di sekitr pohin. Dan kemudian aku lemparkan ke atas pohon mangga itu.
            Dari arah pohon tempat berhitung tadi, terdengar suara Romi memanggilku. “Gitt, aku udahan yaa…” teriaknya. “Kalau yang di sana Romi, yang di atas pohon ini siapa?” pikirku dalam hati. Aku langsung berlari menjauh dari pohon mangga itu menuju kearah teman-temanku yang belum pulang. Aku ceritakan semua yang tadi aku alami, tetapi tidak ada satu pun yang mempercayainya. Mereka malah menakut-nakuti aku.
            Sepanjang jalan pulang, aku terus kepikiran kejadian yang tadi aku alami. Hatiku tak henti bertanya-tanya “apa yang aku dengar di atas pohon tadi???”. Ketika sampai di biwah pohin mangga tadi, aku terus saja berjalan tanpa melihat pohon itu. Tiba-tiba, selembar daun menimpaku. Tanpa melihat keatas, aku langsung berlari kencang tanpa henti sampai di rumah. Huuh lega rasanya sudah sampai di rumah. Meski begitu, aku masih tetap penasaran “apa yang ada di pohon mangga tadi ya???”

“Sebuah misteri yang belum terpecahkan sampai saat ini”

0 komentar:

Posting Komentar

Translate